Jumat, 10 Oktober 2008

af1...

Building in progress...
please be patient..
hehe..
Baca Selengkapnya..

Jewel of Medina (Permata dari Madinah): Penghinaan lagi atas Nabi Muhammad SAW yang kita cintai


Business as usual, setelah film kontroversial "Obsession: Radical Islam's War Against The West" dan bertepatan dengan "7 Tahun Misteri 11 September" lagi lagi Umat Islam harus menghadapi serangan dari kaum Islamophobia Amerika dengan diterbitkannya sebuah buku Novel "Jewel of Medina" persis pada saat Amerika juga saat ini sedang dilanda krisis yang maha dahsyat. Pemberitaannya juga seperti biasa diramaikan oleh Foxnews/CNN. Ada apa gerangan? (red)

Pernyataan dari Hizbut Tahrir Inggris : Serangan provokatif yang dilakukan belakangan ini atas Islam dan Kaum Muslim terjadi menyusul akan terbitnya sebuah buku berjudul : “Jewel of Medina (Permata dari Madinah)” pada bulan Oktober 2008. Ini adalah buku yang ditolak terbit di Amerika, tapi para penerbit Inggris yang seringkali membuat tulisan-tulisan dan pernyataan-pernyataan anti-Islam ‘Londonistan’ telah memutuskan untuk menerbitkannya, dengan alasan kebebasan berbicara.


Walaupun isi dan sifat alami yang sesungguhnya dari buku itu yakni penghinaan atas Nabi Muhammad (SAW) dan Ibu Orang Mukmin Siti Aishah (RA) tidak diketahui, tapi media melaporkan sekelumit pikiran yang tersimpan di buku itu. Seorang Profesor Universitas Texas, Denise Spellberg, telah membaca buku itu dan mengatakan bahwa buku itu “memperolok-olok kaum Muslim dan sejarahnya” dengan dia menggambarkan buku tersebut sebagai “sangat jelek, sebuah karya yang bodoh ” dan mengatakan “Anda tidak dapat bermain-main dengan sejarah yang sakral dan merubahnya menjadi sebuah karya pornografi murahan”. Kami masih menunggu apa yang sebenarnya terdapat dalam buku itu.

Namun ada sedikit keraguan apakah penerbitan buku itu merupakan suatu permulaan serangkaian serangan atas Islam di masa datang dimana kami telah terbiasa dengan hal yang demikian di Barat – sedikit tambahan yakni serangan dilakukan atas Hijab, kartun yang menghina Nabi Muhammad (SAW), seruan untuk melarang Qur’an dan penghinaan-penghinaan lain yang telah kita lihat dalam dua tahun terakhir. Semua itu adalah contoh-contoh atas apa yang dinamakan ‘toleransi’ dan ’sikap moderat’ atas nilai-nilai Barat sebagaimana yang seringkali diulang-ulang oleh para politisi.

Dalam hal serangan mendatang atas Islam, sangatlah penting bahwa Kaum Muslim sadar akan agenda mereka dan meresponnya secara terbaik menurut Islam. Sebagian dari agenda mereka adalah untuk mengintimidasi Kaum Muslim sehingga mereka bisa menekan kita untuk menerima nilai Barat atas kebebasan berbicara. Mereka ingin kita untuk mengikuti argumen bahwa kita mungkin tidak suka akan penghinaan, tapi kita tentu saja harus menerima hak untuk dihina dan yang hal terjelek adalah tetap menerima penghinaan itu atas hal-hal yang kita anggap sakral. Hal ini tidak bisa diterima karena beberapa alasan.

Pertama, Islam tidak memperbolehkan untuk mempertunjukkan penghinaan atas hal sakral yang diyakini seseorang sebagaimana Islam dihina oleh Kaum Sekuler di zaman modern ini.

Kedua, hadis Nabi yang terkenal yang mewajibkan kita untuk merubah kemunkaran, mewajibkan kita untuk membenci kemunkaran di dalam hati, jika kemunkaran tadi tidak bisa dirubah dengan tangan atau dengan kata-kata. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menghargai nilai kebebasan berbicara yang tidak terbatas yang memungkinkan penghinaan yang sedemikian rupa atas Islam tanpa berada jauh dalam keadaan dibawah ‘selemah-lemahnya Iman’ seperti yang disebutkan dalam hadis tadi.

Ketiga, kebebasan bereskpresi di Barat adalah sebuah nilai yang telah menyebabkan kerusakan yang besar dalam masyarakat. Di Eropa, penghinaan atas Nabi Isa (Jesus) anak Maryam (AS) sekarang menjadi hal yang biasa. Orang Kristen di Barat telah terbiasa atas penghinaan semacam itu dan biasanya hanya mampu berkata sedikit. Namun, masyarakat yang begitu mudahnya menghina umat Islam, umat terbaik dalam sejarah juga mengeluh akan kurangnya rasa hormat atas orang tua, guru, pihak berwenang dan bahkan antar mereka sendiri dalam masyarakat – dan gagal untuk melihat adanya hubungan keduanya.

Lagi pula, kebebasan berekspresi yang tidak terbatas adalah kebebasan untuk menghina, dan hak untuk bebas menghina orang lain tidak bisa menghasilkan masyarakat yang harmonis dan saling menghargai. Paling tidak hal ini menjelaskan mengapa Eropa yang sekuler begitu tidak mampunya untuk bertoleransi atas perbedaan; dan sejarah terburuk Eropa menunjukkan bagaimana kebebasan untuk menghina ini sangat cepat berubah menjadi kebebasan untuk menganiaya orang lain.

Di sisi lain, merespon provokasi yang disengaja itu dengan ancaman-ancaman kekerasan hanya akan membuat kita masuk ke dalam perangkap yang dibuat oleh para penerbit – yang tidak diragukan lagi berharap untuk mendapat jutaan dolar dari kontroversi yang diciptakan oleh buku murahan itu. Siapapun yang masuk ke dalam perangkap ini hanya akan melengkapi pekerjaan musuh-musuh Allah dan Rasul Nya.

Jadi bagaimana seharusnya respon Kaum Muslim?

1. Pertama, kita harus tahu bahwa tidak akan pernah ada pertahanan apapun atas harga diri dan kehormatan Islam tanpa Khilafah Islam –sebuah pemerintahan yang akan bertindak dan berbicara untuk mempertahankan Islam dan Kaum Muslim di tingkat dunia. Saat ini, para pemimpin Barat secara fanatik mempertahankan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi mereka yang nilainya tidak lebih dari pendudukan dan eksploitasi. Dimanakah pemimpin Muslim yang berdiri membela Nabi Muhammad SAW yang kita cintai? Dimakah pemimpin yang berdiri menentang penghinaan atas Islam yang dilakukan dari hari ke hari?

Ketika Khilafah muncul, para pemerintahan Barat akan berpikir dua kali sebelum mengizinkan dilakukannya ejekan dan penghinaan atas Allah dan Rasul Nya. Jadi, yang diperlukan pada hari ini adalah mendirikan kembali Khilafah Islam, sebuah metode persatuan dan kepemimpinan Umat.

Rezim-rezim yang ada pada saat ini di Dunia Islam – seperti keluarga Kerajaan Al Saud – yang telah mempergunakan pengaruh mereka untuk melakukan penghentian investigasi kasus penipuan – di Inggris – atas aktivitas bisnis mereka sendiri. Namun mereka membisu atas penghinaan yang dilakukan kepada Rasulullah.

Semua Muslim harus bergabung dalam seruan untuk mendirikan Khilafah, karena inilah jalan satu-satunya bagaimana hal-hal semacam ini selayaknya dihadapi. Memang, seringnya serangan atas Islam seharusnya membuat kita untuk semakin memperkeras usaha untuk mendirikan Negara yang yang menjunjung tinggi kehormatan Islam.


2. Kedua, kita harus menghadapi isu-isu ini dengan argumen-argumen yang efektif dan protes yang menunjukkan pada masyarakat luas akan buah nilai-nilai mereka yang membolehkan penghinaan atas Para Nabi dan Utusan-utusan Nya, yang telah menyebabkan rasa tidak hormat yang sistimatis dalam masyarakat dimana mereka tidak punya jalan keluarnya. Kita harus melakukan ini lewat surat-surat, artikel-artikel, telepon ke media , petisi, pembicaraan, debat dan – jika perlu – menyeruakan protes di jalan.


3. Ketiga. Kaum Muslim harus membuat kesempatan ini untuk mendidik dunia tentang siapakah sebenarnya Nabi Muhammad (SAW) sesunggunya - sebaik-baiknya ciptaan, dan sebaik-baiknya contoh. Banyak orang akan menanyakan tentang sifat sesungguhnya dari Nabi yang kita cintai dan kita harus menyatukan kesempatan ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.


Adalah mungkin bahwa respon atas buku ini dan penghinaan-penghinaan lain yang menjijikkan adalah serupa dengan yang dilakukan atas film bodoh yang dibuat Geert Wilders - dimana masyarakat melihat dia dan filmnya sebagai sampah yang sama sekali tidak berharga dan begitulah mereka sesungguhnya. Tapi, mungkin saja bahwa respon dari masyarakat atas buku ini adalah seperti atas kartun kotor yang dibuat oleh orang Denmark – sebagian politisi dan media menganggap isu ini sebagai sebuah perayaan kebebasan berbicara dan dengan demikian masyarakat secara kolektif merayakan penghinaannya atas Islam. Dalam situasi seperti ini, Kaum Muslim seharusnya memobilisir diri mereka secara kolektif, dan tidak hanya bersuara mengecam aksi itu, melainkan secara terbuka menyatakan di hadapan Allah (SWT) bahwa mereka terbebas untuk disalahkan atas isu ini.

Hizbut-Tahrir Inggris akan bekerja dengan komunitas muslim di Inggris untuk mengangkat kesadaran masyarakat terhadap isu ini dan menyatukan komunitas muslim untuk memberikan respon dengan cara yang paling efektif, Inshallah.

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang (QS 61:14)

(riza aulia ; sumber : www.khilafah.com; Selasa, 30 September 2008/HTI )



Baca Selengkapnya..